Rabu, 18 Maret 2009

Collapse in Collaboration

16 Maret 2009
Collapse in Collaboration
Unjuk Gigi Musikus Indie Semarang

POTENSI musikus muda indie di Semarang tak kalah dari Jakarta dan Bandung. Dari sisi kualitas tak beda jauh. Cuma mungkin kepercayaan diri saja yang membuat musikus muda di Semarang selalu merasa di bawah rekan mereka di Bandung dan Jakarta.

Paling tidak itu terlihat dari penampilan 10 grup band indie asal Semarang pada ”Collapse in Collaboration” yang diselenggarakan Jonny Lets Go Event Management dan Suara Merdeka di Admiral Convention Hall Semarang, Sabtu (14/3) malam. Pada ajang itu, skill individu mereka terlihat kuat.

Sesekali para gitaris grup band indie itu menunjukkan teknik tinggi. Bebagai aliran musik dari metal, punk, rock, hingga tekno yang berteknik sulit mereka mainkan secara apik. Band indie asal Semarang yang tampil antara lain Sextoy, Something about Lola, dan Bring Her Head to Athena.

Pada pergaleran itu jangan harap ada lirik atau lagu sendu ala band pop menye-menye yang akhir-akhir ini digemari. Sebagian besar lagu yang mereka bawakan lebih berkait dengan realitas sosial di sekitar.

Ratusan penonton di gedung, Jalan Ki Mangunsarkoro, itu juga cukup antusias. Mereka rela membayar tiket Rp 15.000/orang demi menyaksikan penampilan band-band indie. Sayang, acara yang semenarik itu tak mendapat dukungan sponsor.

Memajukan Musik

Modal penyelenggara yang terdiri atas mahasiswa Komunikasi Undip angkatan 2007 itu adalah semangat. Tekad mereka untuk memajukan musik indie Semarang patut diacungi jempol. Sebab, di tengah sepinya minat sponsor, mereka tetap mampu menyelenggarakan acara dengan baik.

''Semarang punya musikus indie berkualitas. Namun dukungan pada mereka dari sponsor tampaknya tak begitu menggembirakan,'' ujar Riska Putra D, ketua penyelenggara dari Jonny Lets Go Event Management.

Hal itu berbeda dari pergelaran musik indie di Bandung dan . Di kota-kota itu, dukungan sponsor sangat tinggi. ''Kami ingin memotivasi band indie Semarang lebih kreatif di dunia musik di Indonesia,'' ujar Riska.

Pergelaran musik itu makin hangat dengan penampilan dua band asal Bandung, Alone at Last dan Disconnected. Ratusan penonton berdatangan dari semarang, Jepara, Kudus, dan Salatiga.(Arie Widiarto-53)

Suara Merdeka
http://suaramerdeka.com/smcetak/index.php?fuseaction=beritacetak.detailberitacetak&id_beritacetak=56037

Kamis, 05 Maret 2009

Collapse In Collaboration

Jonny Lets Go 07 sebagai Event Management baru diawal tahun 2009 berawal dari beberapa anak komunikasi extensi angkatan 2007 yang sudah mulai resah dengan perkembangan dunia lowongan pekerjaan yang semakin sempit, mereka tahu, mungkin setelah mereka lulus atau jadi sarjana, mereka belum tentu akan cepat mendapatkan pekerjaan. Berbekal dengan modal nganggur dari pagi hingga menunggu kuliah mereka di senja hari, mereka bersepakat untuk membentuk sebuah management yang dibuat sebagai proses belajar sekaligus membuat mereka lebih mandiri.

Ditambah mereka sadar bahwa kota mereka tumbuh, yaitu Semarang merupakan kota yang selalu saja hanya dianggap angin lalu bagi perkembangan musik, baik dari major label maupun indie label, keberadaannya selalu tersisihkan dari mata para promotor. Banyak yang menganggap bahwa dunia musik Semarang kurang memiliki taste. Dengan kata lain, Semarang belum berkembang pesat dalam bidang musik, khususnya apabila dibandingkan dengan kota-kota besar lainnya di Pulau Jawa.

Dari sekelumit cerita itulah, JLG 07 terbentuk dan akan launching event perdananya dengan mempersembahkan konser band-band indie dengan tema Collapse In Collaboration yang diadakan pada :

Saturday, march 14th 2009
in Admiral Convention Hall
at 04.00 pm til drop
HTM 15000

guest star :
Alone At Last* (bandung)
Disconnected (bandung)
Sextoy
Something About Lola
Bring Her Head To Athena
Highway Patrol
Serempet Gudal
Five Kids Go!
Say You Say Me
Half Naked
Black Is Not Enemy