Rabu, 16 Desember 2009

Lagu Untuk Pejuang HAM Munir

Efek Rumah Kaca (ERK) adalah sebuah band indie asal Jakarta, mereka menyukai membaca Koran sejak mereka membuat bermacam-macam lagu dengan mengangkat tema permasalahan sosial yang ada.

Lagu berjudul “Di Udara” sengaja dibuat untuk mengenang kisah pejuang HAM Munir. Lagu dengan distorsi yang bersanding manis dengan lirik yang realistis ini mengkisahkan sosok Munir yang merupakan aktivis yang bukan hanya berjuang demi meraih sebuah keadilan, namun Munir adalah orang yang berani mendedikasikan dirinya untuk kepentingan orang banyak. Mengurusi setiap hal yang didalamnya tidak terdapat kepentingannya namun tetap dibelanya sampai mati.

ERK membuat video klip lagu tersebut dengan menunjukkan bahwa bagaimana setiap manusia dapat terancam haknya oleh penguasa sehingga melawan ketidakadilan adalah sebuah pilihan yang harus di ambil. ERK juga menyumbangkan sebagian hasil RBT “Di Udara” kepada Kesatuan Aksi Solidaritas untuk Munir (KASUM).

Selasa, 08 Desember 2009

Mangkal Bareng Prambors


Semarang – Rangkaian acara yang diselenggarakan oleh Prambors Semarang 102 FM yang bertajuk Mangkal Bareng Prambors dengan pra-event yang diadakan di kampus FISIP Undip (07/12) berlangsung sangat menarik.

Band comedian Serempet Gudal (Sereal) dengan orkes powernya tampil dengan kostum dan dandanan khas mereka yang mencolok. Mereka mampu memancing gelak tawa penonton melalui dandanan yang serba aneh ditambah dengan penampilan mereka yang atraktif dalam menghibur penonton. Selain Sereal, Something About Lola juga ikut menyemarakkan acara pre-event ini.


Selain di kampus FISIP Undip acara pre-event ini juga berlangsung di kampus USM dan juga kampus Udinus pada hari yang bersamaan.

Keesokan harinya, pada hari Selasa mulai pukul 6 sore di E-Plaza Semarang Acara Mangkal Bareng Prambors ini digelar. Acara dengan harga tiket masuk 15ribu ini menampilkan bintang tamu, yaitu Endah & Rhesa, Abdul & The Coffee Theory, Adhitia Sofyan.

Wisata Air Water Blaster

Satu lagi wahana hiburan keluarga hadir di Kota Semarang, Water Blaster, yang berada di wilayah perumahan Graha Candi Golf yang merupakan arena permainan air yang cukup lengkap dan besar di Semarang.


Water Blaster merupakan perpaduan antara air dan permainan sehingga menjadi obyek wisata yang menyenangkan sebagai tempat rekreasi keluarga. Di obyek wisata seluas 4 hektar ini, para pengunjung bisa mencoba berbagai jenis wahana permainan, seperti perosotan, wahana permainan anak, kolam arus, dan flying fox.


Dibalut konsep warna warni ceria sebagai bentuk interpretasi keriaan nuansa wisata air dan indahnya dunia anak, Water Blaster adalah tempat yang tepat untuk dikunjungi di Semarang. Untuk dapat masuk, pengunjung harus merogeh dompet sampai 50ribu pada hari Sabtu dan Minggu, sedangkan untuk hari-hari biasa pengunjung hanya dikenakan biaya 35ribu per orang.

Senin, 07 Desember 2009

Kembalinya Lokomotif Uap Kuno

Kota Solo merupakan kota budaya dan pusat kesenian Jawa serta keberadaan industri batik tulisnya yang sampai saat ini masih tetap dilestarikan, sehingga Solo merupakan salah satu kota di Jawa tengah yang menjadi tujuan wisata.

Salah satu sektor pariwisata di kota Solo adalah lokomotif uap yang merupakan kerja sama antara pemerintah kota Surakarta dengan PT. KAI. Lokomotif uap ini memiliki rute dari stasiun Purwosari sampai dengan Stasiun Solo Kota melalui rel kereta api di tengah kota (Jl. Slamet Riyadi).

Masyarakat merasa tarif untuk dapat menikmati lokomotif uap ini terbilang masih sangat mahal, yakni Rp100 ribu per orang dengan jarak tempuh hanya sekitar 12 kilometer saja. Meski begitu, warga Kota Solo bisa menaiki lokomotif uap itu hanya dengan membayar Rp30 ribu per orang dengan menunjukkan kartu tanda penduduk (KTP). Sementara warga di luar Kota Solo, tambahnya, tetap dikenakan tarif Rp100 ribu per orang, karena mereka digolongkan sebagai wisatawan.

Sugiarto, wisatawan asal Madiun ini mengatakan, “Seharusnya pemerintah kota dapat lebih menekan tarif untuk menikmati kereta uap ini, dengan begitu mungkin masyarakat akan lebih banyak yang tertarik untuk mencoba lokomotif kuno ini”.

Alasan tingginya tarif untuk menikmati lokomotif uap ini dikarenakan biaya operasional lokomotif uap kuno memang cukup mahal, sebab menggunakan bahan bakar kayu jati yang kini sudah mulai langka, dan juga untuk biaya perawatan.

Solo City Jazz 2009

Solo – Solo City Jazz Festival (SCJ) 2009 yang diadakan pada Jumat (4/12) di halaman pasar Windujenar Koridor Ngarsopuro kota Solo, Jawa Tengah berlangsung meriah.

Acara yang bertemakan “Jazz Up Batik” baru pertama kali digelar di kota Solo. Tema ini sengaja diusung untuk mengkolaborasikan musik jazz dengan salah satu bentuk kebudayaan lokal Solo, yakni batik. Setting tempat acara ini juga sengaja dipilih di Pasar Windujenar yang terkenal sebagai pasar barang antik.

Festival Jazz yang didukung oleh Pemkot Solo dan The Botol Sosro ini dikemas dengan cukup merakyat, agar musik jazz bisa diapresiasi oleh kalangan masyarakat yang lebih luas, tua maupun muda, jelata maupun kalangan atas.

Arif Darmawan, selaku Senior Supervisor Sewing PT Sinar Sosro mengatakan, “ini merupakan festival jazz yang pertama kali diselenggarakan di kota Solo, acara ini sengaja dibuat untuk mengetahui seberapa besar antusias masyarakat pecinta jazz di kota ini, karena kota Solo mempunyai keunikan tersendiri dengan kota lainnya”.

Artis-artis baik dari kalangan jazz maupun musisi diluar jazz ikut meramaikan festival ini, seperti Notturno, Maya Hasan Quartet, Deddy Dhukun, Dian PP, Rindra ‘Padi’ Risyanto dan juga artis cantik Andien. Sedangkan dari Solo sendiri menghadirkan I Wayan Sadra dan Sono Seni Ensamble dengan membawakan nuansa etnik dalam musik jazz dimana mereka mengkolaborasikan alat musik tradisional dan modern.



Rabu, 11 November 2009

Mempertanyakan Kedewasaan Pecinta Musik

Pentas Seni yang diadakan SMA NASIMA Semarang dan Jonny Lets Go di Tri Lomba Juang atau lebih dikenal dengan nama Mugas itu, Sabtu (07/11) berlangsung sangat meriah.

Tak tanggung-tanggung guest star yang dipanggil dalam pensi ini ada empat, yaitu Vierra, Pee Wee Gaskins, Killing Me Inside, dan Thirteen. Ditambah pula dengan dua artis lokal, Something About Lola dan Serempet Gudal.


Disamping kemeriahan yang ada dalam pensi ini, terdapat sorotan lain mengenai kedewasaan masyarakat dalam menikmati sebuah musik. Hal itu terlihat jelas ketika bintang tamu Pee Wee Gaskins. Band fenomal dari Jakarta ini mendapatkan sambutan yang kurang hangat. Saat mereka naik panggung, beberapa orang dari komunitas Anti Pee Wee Gaskins mengacungkan jari tengah dan mengangkat kaos bertuliskan "Anti Pee Wee Gaskins".

Entah apa yang dilakukan APWG itu sudah dapat dikatakan benar atau tidak, dengan mencemooh band tersebut. Ternyata hal serupa dulu juga pernah dialami oleh Rocket Rockers dan The Upstairs, mereka juga sempat dicemooh ketika sedang naik daun. Animo masyarakat yang tak terkendali seperti inilah yang justru akan memperburuk citra Indonesia, khususnya dalam dunia musik. Kedewasaan mereka dalam menikmati musik masih sangat dibatasi dengan ideology mereka yang masih sangat ekstrim. Dan bahkan ternyata sebagian dari mereka hanyalah ABG yang hanya asal ikut ajakan temannya tanpa mengetahui alasan apa yang mendasarinya.

Sangat disayangkan bukan, jika hal ini selalu terjadi dalam perkembangan musik di Indonesia.

foto-foto lain :


Vierra Polos tapi Memikat

Meski pendatang baru di blantika musik Indonesia, Vierra melejit cepat untuk mendapatkan penggemarnya yang rata-rata remaja.

Dalam penampilannya pada Blow Fabolous di Tri Lomba Juang, baru-baru ini, sang vokalis Widy Soediro Nichlany yang berkarakter manja membuktikan daya tarik band anyar itu.

Permainan piano Kevin Apriliano juga tak kalah menarik. Selain gayanya yang cool, putra pasangan Addie MS, pemimpin Twilite Orchestra, dan Memes itu benar-benar piawai memainkan piano dan kibornya.

Kevin awalnya mendirikan bandnya dengan nama Andante yang beberapa waktu kemudian mengganti namanya menjadi Vierra sejak bertemu dengan penabuh drum, Satryanda Widjanarko yang sudah lama akrab dengannya.

Kehadiran sang gitaris Raka Cyril Damar semakin memperlengkap konsep musik Vierra. Kevin mendominasi lagu-lagu yang ditawarkan Vierra.

Delapan dari selusin lagu dari debut album My First Love yang melejit dengan single “Dengarkan Curhatku” dimainkan dengan penuh daya tarik.
Komposisi Klasik Dalam konser yang diselenggarakan dalam rangka pentas seni SMA Nasima Semarang itu, Kevin membuka dengan intro melalui permainan pianonya.

Dia menghantarkan sebuah komposisi klasik yang ditekuninya sejak kecil. Pengaruh Addie MS masih cukup kuat dalam proses kemampuan musik sang anak.

Nuansa jingle pop disney dan musik aliran emo menjadi kemasan dalam konsep bermusiknya.

Tak heran para Verrania, sebutan fans Vierra, pun tenggelam saat disuguhi lagu-lagu manis seperti “Tears”, “Perih”,
“Bersamamu”, dan beberapa tembang lainnya yang kerap bercerita kehidupan sehari-hari seorang remaja yang sedang jatuh cinta.

Polos dan apa adanya adalah ciri konsep bermusik Vierra. Meski semua personel masih berumur di bawah 21 tahun, permainan musik mereka tak perlu diragukan lagi.

Daya pikat yang menawan dengan gaya enerjiknya pun turut melengkapi Vierra sebagai pendatang baru yang diperhitungkan. (Garna Raditya-45)


http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2009/11/10/87472/12/Vierra.Polos.tapi.Memikat

Kamis, 29 Oktober 2009

Official Release : L.A. LIGHTS INDIFEST Final Regional Yogya.


Yogya, 24 Oktober 2009
GOR KRIDOSONO

Bermula dari hujan lebat dikota Yogya dari pukul 14.00 s.d 19.00 membuat situasi lapangan Kridosono tergenang banjir setinggi 20cm, berakibat rusaknya sistem jaringan listrik, sound sistem, screen dan lainnya.

Acara yang dijadwalkan pukul 18.30 s.d. 22.30 harus ditunda termasuk penjualan tiket yang baru dimulai pukul 19.00. Karena panitia sedang berusaha memompa genangan air keluar dari lapangan dan menghidupkan kembali dengan aman jaringan listrik dari genset dan semua sistem yang mati tergenang air.

Menyikapi hal tersebut panitia sudah mengantisipasi situasi dengan merubah durasi pertunjukan menjadi pukul 21.00 dan selesai 00.15 setelah berkoordinasi dengan seluruh pihak terkait.

Pukul 23.30 saat penampilan 2 band terakhir yaitu Rocket Rockers yang harusnya disusul penampilan Pee Wee Gaskins terpaksa diberhentikan karena dianggap telah melewati jam pertunjukan.

Walaupun banyak penonton kecewa panitia harus menyudahi pertunjukan dengan diijinkannya 1 kolaborasi pamungkas antara Rocket Rockers & Pee Wee Gaskins membawakan lagu Berdiri Terinjak.

Atas nama panitia penyelengara kami mohon maaf dan harap maklum atas situasi diluar dugaan ini.

Terima kasih untuk seluruh pihak, para fans dan penonton Jogya yang dapat memahami hal tersebut sehingga acara berakhir dengan tertib.

PanPel L.A. LIGHTS INDIFEST 2009
Final Regional Yogya.
PAYU - dbb/vertigo

Sabtu, 05 September 2009

Scooter SMAPA Semarangan

Semarang - Pentas Seni yang diadakan oleh SMA Negeri 4 Semarang bekerjasama sama dengan Jonny Lets Go pada Sabtu malam (16/5) berlangsung sangat meriah.

Acara yang disponsori oleh provider kartu seluler, XL dan beberapa sponsor lain tersebut dimeriahkan oleh kehadiran band bintang tamu asal Jakarta, Pee Wee Gaskins. Band yang sedang digandrungi oleh para ABG ini menyebarkan racun semangat. Pesan itu jelas terlihat seperti pada lagu Berdiri Terinjak yang berkisah tentang perjuangan untuk tetap bertahan hidup dan tak kenal menyerah dalam mengapai cita-cita. Mereka juga membawakan lagu-lagu andalan mereka seperti Welcoming The Sophomore, Dibalik Hari Esok, dan lainnya.


Selain Pee Wee Gsakins, pensi ini juga dimeriahkan oleh band-band lokal Semarang. Musikalitas mereka juga tak kalah hebat, penampilan menarik dari Something About Lola, Good Morning Everyone, Hello Stereo, Highway Patrol, Morning Call serta kelucuan band parodi Serempet Gudal semakin menambah kemeriahan pensi yang bertajuk Scooter Semarangan ini.

Kepuasan tampak terlihat dari wajah para panitia dari pensi tersebut. Salah seorang dari mereka, Upi mengatakan, “kami tidak menyangka jika pensi tahun ini akan sangat sukses, sampai tiket terjual habis ternyata masih banyak orang yang masih ingin menikmati pensi di sekolah kami. Harapan kami semoga pensi tahun berikutnya akan lebih baik lagi dan sukses tentunya”, tambahnya.



Rabu, 18 Maret 2009

Collapse in Collaboration

16 Maret 2009
Collapse in Collaboration
Unjuk Gigi Musikus Indie Semarang

POTENSI musikus muda indie di Semarang tak kalah dari Jakarta dan Bandung. Dari sisi kualitas tak beda jauh. Cuma mungkin kepercayaan diri saja yang membuat musikus muda di Semarang selalu merasa di bawah rekan mereka di Bandung dan Jakarta.

Paling tidak itu terlihat dari penampilan 10 grup band indie asal Semarang pada ”Collapse in Collaboration” yang diselenggarakan Jonny Lets Go Event Management dan Suara Merdeka di Admiral Convention Hall Semarang, Sabtu (14/3) malam. Pada ajang itu, skill individu mereka terlihat kuat.

Sesekali para gitaris grup band indie itu menunjukkan teknik tinggi. Bebagai aliran musik dari metal, punk, rock, hingga tekno yang berteknik sulit mereka mainkan secara apik. Band indie asal Semarang yang tampil antara lain Sextoy, Something about Lola, dan Bring Her Head to Athena.

Pada pergaleran itu jangan harap ada lirik atau lagu sendu ala band pop menye-menye yang akhir-akhir ini digemari. Sebagian besar lagu yang mereka bawakan lebih berkait dengan realitas sosial di sekitar.

Ratusan penonton di gedung, Jalan Ki Mangunsarkoro, itu juga cukup antusias. Mereka rela membayar tiket Rp 15.000/orang demi menyaksikan penampilan band-band indie. Sayang, acara yang semenarik itu tak mendapat dukungan sponsor.

Memajukan Musik

Modal penyelenggara yang terdiri atas mahasiswa Komunikasi Undip angkatan 2007 itu adalah semangat. Tekad mereka untuk memajukan musik indie Semarang patut diacungi jempol. Sebab, di tengah sepinya minat sponsor, mereka tetap mampu menyelenggarakan acara dengan baik.

''Semarang punya musikus indie berkualitas. Namun dukungan pada mereka dari sponsor tampaknya tak begitu menggembirakan,'' ujar Riska Putra D, ketua penyelenggara dari Jonny Lets Go Event Management.

Hal itu berbeda dari pergelaran musik indie di Bandung dan . Di kota-kota itu, dukungan sponsor sangat tinggi. ''Kami ingin memotivasi band indie Semarang lebih kreatif di dunia musik di Indonesia,'' ujar Riska.

Pergelaran musik itu makin hangat dengan penampilan dua band asal Bandung, Alone at Last dan Disconnected. Ratusan penonton berdatangan dari semarang, Jepara, Kudus, dan Salatiga.(Arie Widiarto-53)

Suara Merdeka
http://suaramerdeka.com/smcetak/index.php?fuseaction=beritacetak.detailberitacetak&id_beritacetak=56037

Kamis, 05 Maret 2009

Collapse In Collaboration

Jonny Lets Go 07 sebagai Event Management baru diawal tahun 2009 berawal dari beberapa anak komunikasi extensi angkatan 2007 yang sudah mulai resah dengan perkembangan dunia lowongan pekerjaan yang semakin sempit, mereka tahu, mungkin setelah mereka lulus atau jadi sarjana, mereka belum tentu akan cepat mendapatkan pekerjaan. Berbekal dengan modal nganggur dari pagi hingga menunggu kuliah mereka di senja hari, mereka bersepakat untuk membentuk sebuah management yang dibuat sebagai proses belajar sekaligus membuat mereka lebih mandiri.

Ditambah mereka sadar bahwa kota mereka tumbuh, yaitu Semarang merupakan kota yang selalu saja hanya dianggap angin lalu bagi perkembangan musik, baik dari major label maupun indie label, keberadaannya selalu tersisihkan dari mata para promotor. Banyak yang menganggap bahwa dunia musik Semarang kurang memiliki taste. Dengan kata lain, Semarang belum berkembang pesat dalam bidang musik, khususnya apabila dibandingkan dengan kota-kota besar lainnya di Pulau Jawa.

Dari sekelumit cerita itulah, JLG 07 terbentuk dan akan launching event perdananya dengan mempersembahkan konser band-band indie dengan tema Collapse In Collaboration yang diadakan pada :

Saturday, march 14th 2009
in Admiral Convention Hall
at 04.00 pm til drop
HTM 15000

guest star :
Alone At Last* (bandung)
Disconnected (bandung)
Sextoy
Something About Lola
Bring Her Head To Athena
Highway Patrol
Serempet Gudal
Five Kids Go!
Say You Say Me
Half Naked
Black Is Not Enemy

Senin, 09 Februari 2009

Gila Futsal Para Kaum Hawa

Gila futsal di kota Semarang kini semakin tinggi seiring dengan semakin menjamurnya lapangan futsal indoor, terlebih mereka menawarkannya dengan harga yang bervariatif sesuai dengan standar lapangan yang digunakan mulai dari plester, lapisan kayu bahkan sampai rumput sintetis. Salah jika kita menilai bahwa olahraga yang cukup menguras banyak energi ini merupakan olahraga yang dimainkan oleh para kaum pria saja, kenyataannya adalah sekarang banyak tim-tim futsal yang dibentuk khusus bagi kaum hawa yang menyukai olahraga futsal, salah satunya adalah Cozygirl.

Cozygirl terbentuk hampir setahun yang lalu, berawal dari ide Ketua Cozy saat itu, Lugas, untuk membuat tim futsal yang diperuntukkan khusus cewek, dari ide itu kemudian teman-teman dari anggota tim Cozy mengumpulkan para cewek yang berminat untuk bermain futsal, ternyata hal itu ditanggapi dengan antusias yang tinggi dari para kaum wanita. Cozy sendiri merupakan BSO dibawah Dept. Minat & Bakat HMJ Ilmu Komunikasi Undip yang bergerak di bidang olahraga sepakbola. Cozygirl sendiri anggotanya tidak hanya terbatas anak komunikasi dan Fisip Undip, tetapi juga menerima anggota untuk umum, anggotanya pun ada yang dari Fakultas Ekonomi dan Hukum Undip. Untuk saat ini, anggota dari Cozygirl sudah sekitar 20 orang, meskipun terkadang tidak semuanya datang untuk berlatih. “Kami pun masih akan selalu senang hati menerima siapapun yang ingin bergabung dengan tim ini, syaratnya cuma satu, ya cewek aja, nggak harus pintar bermain, yang penting mau berlatih, ungkap Maia salah satu anggota Cozygirl yang selalu bersemangat mengikuti latihan.

Tim futsal cewek ini juga mempunyai jadwal latihan rutin untuk lebih menguasai si kulit bundar, kami biasa berlatih di Radja Futsal pada hari Rabu jam 12 siang, durasi berlatih pun hanya 1 jam saja, itu saja sudah dibagi dengan mengenalkan berbagai latihan-latihan kecil dan kurang dari 30 menit untuk berlatih tanding. Meskipun Cozygirl ini belum mempunyai pelatih profesional, karena hanya beberapa teman dari tim Cozy sendiri yang melatih, hal ini tidak menyurutkan antusias mereka untuk tetap selalu berlatih.

Tujuan dari Cozygirl ini tidak hanya tertuju pada ingin menjadi tim yang hebat, tetapi juga untuk menambah banyak teman sekaligus sebagai tempat refreshing setelah bergelut dengan hiruk pikuk bangku perkuliahan. Untuk kedepannya kita berharap ada pihak yang mendukung aktivitas ini, karena saya rasa futsal merupakan aktivitas yang positif dan tidak mempunyai dampak yang buruk, tetapi justru menyehatkan badan.

Selasa, 13 Januari 2009

Menjadi Bintang Melalui Temu Keakraban

SEMARANG – Jurusan Ilmu Komunikasi Undip Reguler2 pada hari Jumat kemarin, 12 Desember 2008 sampai dengan hari Minggu, 14 Desember 2008 mengadakan Temu Keakraban (Teka) di wisma Renata Kopeng, Salatiga. Teka yang digelar oleh mahasiswa angkatan 2007 bertujuan untuk menyambut teman-teman angkatan baru 2008 sekaligus membimbing mereka untuk mengetahui seluk-beluk tentang komunikasi.

Tema yang diusung dalam Teka 2008 ini adalah Teka Bintang Komunikasi, seperti tagline yang ada dalam spanduk yang dibuat, “makes you feel like a star…” maksudnya adalah rekan bintang (sebutan untuk angkatan 2008) diajak oleh teman-teman dari berbagai angkatan untuk bersama-sama menjadi bintang dengan menggapai cita-cita sesuai apa yang diinginkan ungkap Ihsan, selaku Ketua Teka 2008.


FOTO BERSAMA : M. Ihsan, ketua Teka Bintang (baju putih) menyempatkan diri untuk foto bersama dengan rekan bintang sebelum berangkat ke Kopeng, Salatiga.


Acara yang disponsori oleh Pupuk Sriwijaya, [MC] dan B_31 itu berlangsung meriah. Disana rekan bintang disambut oleh panitia Teka dengan hangat, sambutan pun berlangsung menarik dan menyenangkan seperti bermain game. Disana rekan bintang dibekali berbagai pengetahuan tentang fotografi, sinematografi dan periklanan. Rekan dari HMJ Ilmu Komunikasi dan beberapa dosen juga ikut datang menyambut sekaligus mengupas tuntas tentang komunikasi dan informasi seputar lingkungan kampus. Mas Adi Nugroho beserta istri pun datang untuk memantau langsung jalannya dari acara Teka Bintang ini sekaligus memberi beberapa petuah untuk para mahasiswa baik angkatan 2008 maupun 2007.

Perang Bintang

Selain pembekalan tentang seputar komunikasi banyak games yang diadakan dengan format Perang Bintang, yaitu games yang dimainkan antara angkatan 2007 dan 2008. Tidak ada acara gojlokan ataupun perploncoan dalam acara ini, karena acara ini dibuat agar semua mahasiswa dalam Ilmu Komunikasi Undip dapat saling mengenal dan mempererat tali persaudaraan, jelas Wiena salah satu tim kreatif dari ACR (seksi acara). Puncak acara dari Teka ini adalah penampilan kreatif dari rekan bintang dalam pentas yang kemudian dilanjutkan dengan Akuistikan bersama dan pesta kembang api. Di hari terakhir, rekan bintang diajak untuk melakukan outbond bersama.

Acara yang diadakan 3 hari tersebut tidak menemui kendala apapun, meskipun ada pemadaman listrik tetapi pihak hotel juga telah siap menyedia genset. Dari masalah konsumsi maupun transportasi semuanya telah tersedia. Kami siap untuk melayani kalian semua, kami telah menyediakan satu bus besar untuk menampung kalian semua, soal konsumsi pun kami sediakan untuk memenuhi gizi kalian semua. Jadi jangan khawatir, kelayakan hidup kalian akan kami jamin. Bagi teman-teman 2008 yang nggak ikut Teka jangan nyesel yah, tandas Gogon selaku kordinator transportasi sembari tersenyum.