Jumat, 29 Januari 2010

SPBU Pandanaran Semarang Disegel

Semarang – Pemerintah Kota Semarang Rabu (13/1) siang kemarin menyegel dan menghentikan operasional SPBU Pandanaran. Penyegelan yang dilakukan sekitar pukul 13.00 WIB ini dilakukan setelah PT Rabas Mitra Sejati melakukan pelanggaran mengenai sewa menyewa tanah milik Pemkot Semarang. Pembayaran melalui bilyet giro Bank Mandiri oleh PT Rabas pada 6 Januari 2010 senilai Rp 550 juta ternyata tidak bisa dicairkan Pemkot.

Saat penyegelan, sempat nyaris terjadi bentrok antara petugas Satpol PP dengan anggota Laskar Merah Putih yang saat itu mengamankan SPBU. Mereka meminta agar para operator SPBU menyelesaikan pelayanan terhadap pelanggannya sebelum disegel. Bentrokan tersebut akhirnya dicegah setelah Kasat Samapta AKP Tri Handayani dengan perwakilan Laskar Merah Putih melakukan negosisasi. Setelah bersepakat, petugas Satpol PP kemudian menempelkan stiker dan pita kuning disetiap pompa.

Menurut Asisten Administrasi Informasi dan Kerjasama Pemkot Semarang, Sri Martini, penyegelan tersebut bersifat sementara hingga pihak pengelola menyelesaikan kewajibannya dengan Pemkot Semarang. PT Rabas Mitra Sejati dinilai telah melanggar kesepakatan kerjasama dengan pihak Pemkot Semarang selaku pemilik lahan. Pihak pengelola diharuskan membayar Rp 2.135.375.000.

Besaran uang tersebut berasal dari sewa lahan pada tahun 2008 lalu dan denda Rp 1.234.475.000 dan sewa lahan dan denda tahun 2009 sebesar Rp 900.900.000. “Pihak pengelola kami minta untuk segera menyelesaikan pembayaran Rp 2,1milyar yang dari akumulasi biaya sewa dan denda pada tahun 2008 dan 2009,” jelasnya.

Beberapa pegawai SPBU Pandanaran setelah penyegelan tersebut tampak terlihat duduk-duduk diseberang jalan dan beberapa diantaranya langsung pulang. Meski demikian, beberapa karyawan menyayangkan penutupan sementara SPBU tersebut karena nasib karyawan menjadi tidak jelas. “Saya tetap ingin tetap bekerja di sini dan keberatan kalau dipecat," jelas Widi, salah seorang karyawan.

Transparasi Kinerja Kejaksaan-Polri Masih Dipertanyakan

SEMARANG – KP2KKN menilai bahwa selama ini kinerja kejaksaan dan polri dalam memberantas kasus korupsi belum transparan. Terlihat dari beberapa pemberian hukuman kepada para pelaku korupsi yang terkadang belum setimpal.

“Karena akses data minim, kami kesulitan mengontrol dan mengawal proses hukum pada lembaga penegak hukum dan peradilan. Polisi dan aparat Kejaksaan belum bisa terbuka dalam memberikan informasi dan data perjalanan proses hukum terkait kasus korupsi,” kata Sekretaris KP2KKN Eko Haryanto, saat peluncuran buku ‘Tebang Pilih dalam Putusan KorupsiMajalah Investigasi terbitan KP2KKN Jawa Tengah di kantor sekretariatnya, Jalan Lempongsari Timur III Semarang, Minggu(17/1).

Pihaknya menghendaki transparansi aparat agar semangat pemberantasan tindak pidana korupsi bisa berjalan untuk menyelamatkan bangsa ini.


Gelombang Tinggi, Nelayan Enggan Melaut

Semarang - Angin kencang yang terjadi beberapa hari ini, membuat sejumlah nelayan Tambaklorok enggan untuk melaut. Mereka tidak berani mengambil resiko mengenai gelombang tinggi yang terjadi di tengah perairan laut Jawa tersebut.

Banyak nelayan yang memanfaatkan waktu tidak melaut dengan membetulkan jaring atau perahu mereka yang rusak. Salah satu nelayan, Muhlisin (34) warga RT 2/ RW 14 mengatakan, gelombang tinggi tersebut sudah terjadi sejak hari Senin (11/1) lalu. Banyak nelayan yang enggan untuk melaut hingga ke tengah perairan. Gelombang tinggi tersebut dinilai cukup membahayakan bagi perahu kecil.

“Kalau sudah angin kencang seperti ini mending tidak melaut saja. Resikonya besar sekali, perahu kecil bisa terbalik kalau terkena gelombang yang tinggi. Tapi bisa disiasati mencari ikan dipinggiran saja tidak sampai ke tengah,” ujarnya. Untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari, mereka hanya mengandalkan hutang kepada tetangga.

Terpisah, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Semarang menghimbau kepada para nelayan agar mewaspadai adanya gelombang tinggi di perairan Laut Jawa. Gelombang tinggi tersebut terjadi karena adanya daerah tekanan rendah di sebelah Utara dan Timur Australia membentuk daerah pumpunan angin yang memanjang dari Sumatera bagian Selatan hingga Laut Banda yang berpengaruh terhadap proses pertumbuhan awan-awan hujan di wilayah sekitarnya.

Melestarikan Budaya Manggarai Melalui Tari Caci

Semarang - Puluhan orang dari Manggarai Nusa Tenggara Timur (NTT) menggelar atraksi budaya bertajuk Tari Caci di Taman Budaya Raden Saleh (TBRS) Semarang, Jumat (15/1) kemarin.

Dalam budaya Manggarai, tari caci membawa simbol pertobatan manusia dalam hidup. Nama caci sendiri berasal dari dua kata, yakni ’ca’ yang berarti satu, dan ’ci’ yang berarti uji. Makna lengkapnya, ujian satu lawan satu untuk membuktikan siapa yang benar dan siapa yang salah.

Pementasan tarian caci pun ternyata sangat unik. Tarian terlebih dahulu dibuka dengan tarian danding atau lazim disebut pula sebagai Tandak Manggarai sebelum dimulai perang satu lawan satu. Tarian ini dimainkan penari laki-laki dan perempuan untuk memberikan semangat bagi yang hendak bertarung. Tidak sedikit penari yang seusai pertarungan mendapatkan luka-luka sobek dikarenakan sabetan cemeti yang mendarat di tubuh.

Sesepuh Suku Manggarai, Isidorus Ikut SH, menuturkan, bahwa Tari Caci merupakan tarian yang disajikan untuk memeriahkan hajatan-hajatan besar dalam adat Manggarai. Bukan hanya dalam hajatan adat saja. ”Tarian ini sudah jarang dibawakan. Apa yang kami lakukan saat ini adalah untuk membangkitkan kembali semangat dalam melestarikannya. Untuk itu, kami tidak hanya menggelar tarian di daerah Manggarai saja, tetapi juga akan kami bawakan di luar daerah seperti yang kami lakukan saat ini” jelas Isidorus.

East Side Metal Panaskan Semarang

Semarang - Vocal scream diiringi dengan dentuman keras serta melodi yang menyayat. Metal, musik ini tetap memiliki tempat di hati kawula muda Semarang. Terbukti dari antusiasme Headbangers (sebutan bagi penggemar musik keras) yang datang berbondong-bondong untuk menyaksikan nama-nama besar band metal yang telah lama eksis.

Event yang bertajuk East Side Metal Tour 2010 ini berlangsung di Lapangan Tri Lomba Juang, Mugas, Sabtu (23/1). Nama-nama band jawara metal Jawa-Bali seperti Morbiddust, Death Vomit, Hands Upon Salvation, Kill For, Disagree, Parau, Straight Out, Panic Disorder, Down for Life, Hard to Kill, Death River Reverend, Throats of Panic, dan Cranial Incisored menjadi sajian atraktif bagi headbangers Semarang.


Semarang sebagai tuan rumah memiliki kesenangan tersendiri atas hadirnya event ini, mengingat acar besar seperti in jarang terjadi di Semarang. Terlebih karena kebanggan sebagai tuan rumah yang memiliki Mornbiddust sebagai salah satu band metal kenamaan yang menjadi panutan bagi pengikutnya. Band yang berdiri sejak 1990 ini menggebrak penonton dengan lagu “Don’t Let Uncle Sam Win” dari album War Are Forever.

Mengembangkan Danau Buatan di BSB

Semarang - Akhir pekan menjadi waktu yan tepat bagi keluarga maupun anak muda untuk menghabiskan waktu mengunjungi tempat-tempat yang sarat dengan tujuan hiburan maupun relaksasi. Mungkin sebagian besar orang yang tinggal di daerah Semarang Barat sudah mengetahui tujuan wisata ini. Namun bagi yang belum pernah tidak ada salahnya untuk datang ke tempat ini.


Kebanyakan orang menyebut tempat wisata "Danau BSB", BSB sendiri merupakan singkatan dari Bukit Semarang Baru. Perumahan yang menjadi keberadaan danau itu. Sebenarnya fungsi utama pembuatan danau ini sebagai tempat menampung air dari lingkungan selitarnya. Namun karena penataan yang baik, danau ini juga menjadi tempat wisata yang cukup menarik untuk dikunjungi.


Danau buatan berada di wilayah hutan karet yang menjadikan tempat ini rindang dan asri. Para pengunjung yang datang kebanyakan menghabiskan waktunya untuk bersantai-santai, piknik keluarga, foto-foto hingga memancing. Untuk masalah kulinair, tempat ini juga menyediakannya. Walaupun bukan dari pihak perusahaan BSB melainkan dari pedagang kaki lima siap melayani kebutuhan perut pengunjung.


Jika ada turut andil dari pemerintah ada kemungkinan tempat ini akan menjadi salah satu tempat wisata andalan di Semarang.


Gerhana Matahari Dapat Disaksikan Selama 40 Menit

SEMARANG-Cuaca cukup mendung mengiringi masyarakat untuk melihat sebuah fenomena alam yakni gerhana matahari cincin. yang jarang terjadi dan hanya terlihat sepintas dengan menggunakan terpong khusus dipelataran Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT). Jumat (15/1). Puluhan masyarakat pun dapat melihat fenomena tersebut karena MAJT menyediakan layar monitor yang terhubung oleh teropong.

Fenomena tersebut terjadi pada pukul 15.05 dapat dilihat selama 40 menit. “Posisi bulan menutupi sebagian matahari di Kota Semarang terjadi pukul 15.05 dan terjadi kurang lebih 40 menit. Gerhana ini benar-benar terjadi dan bisa disaksikan, sehingga kami pun langsung melaksanakan solat gerhana matahari sebagai wujud syukur kepada Allah karena ini merupakan fenomena langka,” ungkap Koordinator pelaksana Ahmad Izudin.

Sementara itu, Sekretaris Lajnah Falakiyah PBNU Kabupaten Gresik mengatakan, observasi tersebut memang sering dilakukan di berbagai tempat. Hal ini sebagai pengujian metode hisab yang nantinya akan digunakan sebagai penghitungan awal bulan. “Kegiatan ini memang setiap bulan, dan kebetulan saat ini sedang terjadi fenomena alam yang langka yakni gerhana matahari cincin,” katanya.

Ia menambahkan, gerhana tersebut tidak terjadi setiap tahun di tempat tertentu. Tahun ini Semarang memiliki letak geografis yang cukup baik untuk menyaksikan fenomena tersebut. Dalam perhitungan peredaran bulan dan matahari, pada tahun ini diperkirakan akan terjadi empat kali gerhana baik bulan maupun matahari. Dengan tiga gerhana bulan dan satu gerhana matahari.

“Kemungkinan gerhana ini bisa disaksikan lagi di tempat yang sama sekitar tahun 2016, Gerhana bulan pertama kali di tahun ini waktu malam tahun baru, dan gerhana matahari sekarang ini. Sedangkan pada akhir tahun ini diperkirakan akan kembali terjadi gerhana bulan” tambahnya.

Pusat Gerhana matahari cincin ini berada ditengah samudra Hindia pada lintan 01 derajat 38’ lintang utara dan bujur 69 derajat 18’ lintang timur. Gerhana mataharai cincin tahun ini hanya dapat dilihat di wilayah asia dan afrika, sedangkan Australia dan Amerika tidak mengalami gerhana sama sekali. Di Indonesia gerhana ini hanya bisa dilihat di wilayah Sumatera dan Kalimantan, Sulawesi Utara serta pulau Jawa Bagian Barat. Namun hanya gerhana sebagian dan tidak cincin.